SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memaparkan sejumlah capaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepanjang tahun 2025. Indikator makro pembangunan menunjukkan tren positif, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang melampaui rata-rata nasional hingga penurunan angka kemiskinan.
Hal tersebut disampaikan Ahmad Luthfi saat memimpin apel pagi di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (29/12/2025). Apel tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Taj Yasin, Sekretaris Daerah Sumarno, serta jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng.
Luthfi menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat tumbuh 5,37 persen secara tahunan (year on year), angka yang berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Kinerja positif ini diiringi dengan penurunan angka kemiskinan dari 9,58 persen menjadi 9,48 persen.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga mengalami penurunan sebesar 0,12 persen menjadi 4,66 persen pada Agustus 2025. Di sektor investasi, realisasi penanaman modal hingga triwulan III 2025 mencapai Rp66,1 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 326.462 orang.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Gubernur, Sekda, para asisten, dan seluruh ASN. Sepuluh bulan yang telah kita lalui patut disyukuri dengan meningkatkan kinerja dan kesiapan menghadapi tantangan 2026,” ujar Luthfi di hadapan peserta apel.
Fokus pembangunan Jawa Tengah pada 2025 bertumpu pada tiga prioritas utama, yakni penanggulangan kemiskinan ekstrem, perluasan akses pendidikan, dan infrastruktur. Pada sektor perumahan, Pemprov Jateng merealisasikan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak kurang lebih 150 ribu unit.
Sementara di sektor pendidikan, pemerintah provinsi mengklaim telah mengembalikan hak pendidikan bagi sekitar 1.100 anak putus sekolah. Ribuan anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem juga difasilitasi melalui program sekolah kemitraan dengan swasta.
Di bidang kesehatan, program jemput bola Dokter Spesialis Keliling (Speling) telah dilaksanakan sebanyak 876 kali hingga Desember 2025. Program ini menyasar 738 desa di 388 kecamatan dengan total penerima manfaat mencapai 83.137 jiwa. Capaian ini turut mengantarkan Jawa Tengah meraih penghargaan akselerasi layanan kesehatan.
Luthfi menegaskan bahwa seluruh capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, mulai dari ASN, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), hingga pemerintah kabupaten/kota.
Menatap tahun 2026, Gubernur menekankan bahwa prioritas pembangunan akan diarahkan untuk memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai provinsi swasembada pangan. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang dilakukan sepanjang 2025 telah disiapkan untuk mendukung target tersebut secara berkelanjutan hingga tingkat desa.
“Setiap kebijakan harus berdampak langsung bagi masyarakat. Jabatan dan kebijakan tidak ada artinya jika tidak memberikan manfaat nyata,” tegasnya.
Menutup arahannya, Ahmad Luthfi mengimbau seluruh ASN untuk merayakan pergantian tahun baru secara sederhana. Ia meminta jajarannya mengedepankan empati, mengingat adanya sejumlah daerah yang sedang dilanda bencana.
“Kita perbanyak bersyukur, bersedekah, dan berdoa. Lebih banyak merenungi apa yang bisa kita berikan,” pungkas Luthfi.


