SEMARANG, wartabumi.com – Manajemen PT Taman Satwa Semarang atau Semarang Zoo tidak menetapkan target jumlah pengunjung selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Pengelola lebih memilih memfokuskan target pada total pendapatan yang dibidik mencapai Rp600 juta selama periode libur akhir tahun.
Manajer Pemasaran sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Semarang Zoo, Swandito Widyotomo, menjelaskan bahwa target tersebut tidak hanya berasal dari penjualan tiket masuk, tetapi juga dari berbagai unit usaha pendukung seperti wahana permainan dan penjualan produk kerja sama.
“Target kami bukan jumlah tiket, tetapi pendapatan rupiah, yakni Rp600 juta,” ujar Swandito saat dikonfirmasi wartawan, Senin, 29 Desember 2025.
Ia menuturkan, kebijakan tersebut merupakan hasil evaluasi manajemen sebelumnya saat jabatan direktur masih dipegang oleh Bimo Wahyu Widodo. Saat ini, dirinya hanya melanjutkan dan mengawal target yang telah ditetapkan hingga ditunjuknya direktur definitif.
Menurut Swandito, target jumlah pengunjung hanya berkaitan dengan tiket masuk, sementara target pendapatan mencerminkan keseluruhan pemasukan dari berbagai lini usaha. Selain tiket, pendapatan juga bersumber dari wahana water boom, kereta mini, serta penjualan minuman dan makanan ringan hasil kemitraan dengan pihak ketiga.
Manajemen juga mempertimbangkan sejumlah faktor eksternal, seperti kondisi cuaca ekstrem dan lokasi Semarang Zoo yang berada di perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Kondisi tersebut dinilai berbeda dibandingkan destinasi wisata yang berada di pusat kota.
“Target pendapatan ini lebih realistis dibandingkan target tiket, karena faktor cuaca dan lokasi yang tidak berada di tengah kota,” jelasnya.
Selain aspek bisnis, Semarang Zoo tetap menegaskan identitasnya sebagai destinasi wisata berbasis konservasi dan edukasi. Swandito menyebutkan bahwa pengunjung tidak hanya diajak berwisata, tetapi juga memperoleh edukasi tentang satwa, baik satwa peliharaan maupun satwa liar.
“Penekanan wisata di Semarang Zoo adalah wisata edukasi. Melalui program interaksi satwa, pengunjung bisa belajar bagaimana cara merawat satwa dengan benar,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Marketing Semarang Zoo, drh. Nico Setiawan, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 mengalami peningkatan sekitar 2 hingga 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kecuali hari Jumat kemarin, rata-rata pengunjung setiap hari bisa mencapai 1.000 orang. Pada Natal tahun lalu angkanya berkisar antara 800 hingga 1.000 pengunjung per hari,” jelas Nico.
Selama libur Nataru, Semarang Zoo juga menyiapkan rangkaian kegiatan hiburan dan edukasi yang padat. Mulai Kamis, 25 Desember 2025, pengunjung disuguhi penampilan Kaoka Band dan Balarama, dilanjutkan Jumat, 26 Desember, dengan Kyoday, Fugato Band, dan Synfive. Pada Sabtu, 27 Desember, tampil Gasada Band dan Sudden Band, sementara Minggu, 28 Desember, diisi pertunjukan seni budaya seperti Kagama Beksan Semarang, Kids Project, dan Manahati Tari.
Momentum kepedulian sosial turut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Nataru. Pada Senin, 29 Desember 2025, Semarang Zoo menggelar kegiatan bersama anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam konsep interaksi, hiburan, dan pembelajaran inklusif.
Rangkaian hiburan berlanjut pada Selasa, 30 Desember, dengan penampilan MB Music, serta Rabu, 31 Desember, menghadirkan Kaoka Band dan OM Ragista. Perayaan malam pergantian tahun dikemas dengan konsep ramah keluarga dan terbuka untuk semua kalangan.
Terkait dampak keramaian terhadap satwa, Nico memastikan seluruh koleksi satwa tetap dalam kondisi aman dan tidak mengalami stres. Menurutnya, satwa di Semarang Zoo telah terbiasa dengan aktivitas manusia dan keramaian pengunjung.
“Satwa di sini sudah terbiasa melihat keramaian. Area acara juga tidak berdekatan dengan kandang, dan satwa yang terlibat interaksi sudah dilatih, sehingga tetap aman,” pungkasnya.


